![]() |
Menjadi Guru Ideal |
Oleh: Iko Rizki Amaliyah
A. Pendahuluan
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan dan mengejar ketertinggalannya selama ini. Untuk itu, diperlukan kader-kader muda masa depan yang kaya akan ilmu pengetahuan guna mencerdaskan bangsa ini dan mampu mengeluarkan bangsa ini dari kegelapan. Kader-kader masa depan itu harus dipersiapkan, direncanakan dan diupayakan dengan maksimal. Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya kesuksesan yang direncanakan. Tanpa keterlibatan aktif seorang guru, pendidikan akan kosong dari apa yang namanya materi. Secanggih apapun sebuah kurikulum dan visi misi suatu lembaga pendidikan, selama gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas pendidikan akan merosot tajam.
Begitu juga sebaliknya, selemah apapun sebuah kurikulum dan visi misi, jika gurunya inovatif dan produktif, maka kualitas pendidikan akan maju pesat. Disinilah letak strategis seorang guru dalam dunia pendidikan. Karena itu, tidak ada pilihan lain, guru-guru yang ada harus memposisikan dirinya sebagai guru ideal dan inovatif, yakni guru-guru yang mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, mempunyai intelektual yang tinggi, serta kreatif melakukan terobosan dan pembaharuan yang konsisten.
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai sosok guru ideal, fungsi seorang guru serta langkah-langkah menjadi guru ideal. Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat mengetahui sosok seorang guru ideal, fungsi apa saja yang dimiliki seorang guru serta langkah apa saja yang dapat dilakukan guna menjadi guru ideal. Selain itu, penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai guru ideal yang sesungguhnya.
Diskalkulia? Apa dan bagaimana menanganinya?
B. Sosok Guru ideal
Pembahasan mengenai guru selalu menarik perhatian karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar anak didiknya akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator bagi anak didiknya dalam mengukir masa depan.
Dengan kata lain, peranan guru sangatlah vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita dan visi misi yang menjadi impian anak didiknya di masa mendatang. Di balik kesuksesan seorang murid, tentulah ada sosok seorang guru yang ideal, seorang guru yang mampu memberikan inspirasi dan motivasi. Dalam konteks ini, munculnya guru-guru yang berkualitas menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar lagi.
Lalu siapa yang pantas disebut sebagai guru yang berkualitas ini?
Guru yang berkualitas adalah guru yang ideal dan inovatif. Guru yang senantiasa melakukan pembaharuan dalam mengajar anak didiknya guna mencapai tujuan yang maksimal. Guru ideal adalah guru yang mempunyai kompetensi tinggi, bermoral baik sehingga dapat menjadi teladan bagi anak didiknya, dapat membagi waktu dengan efisien, memahami kondisi anak didik serta kreatif dan inovatif melakukan pembaharuan dalam kegiatan belajar mengajarnya. Selain itu, guru yang ideal senantiasa bertanya pada dirinya sendiri apakah dia sudah menjadi guru yang baik? Apakah dia sudah mendidik dengan benar? Apakah anak didiknya mengerti dengan pelajaran yang disampaikan? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang terlintas didalam benaknya.
Mautahu bagaimana anak melihat matematika? Lihat di sini...
C. Fungsi Guru
Segala sesuatu yang diciptakan dibumi ini tidak ada yang tidak memiliki fungsi. Dan fungsi seorang guru adalah sebagai:
- Pendidik. Tugas utama seorang guru adalah mendidik anak didiknya sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Dalam mendidik diperlukan kesabaran yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
- Pemimpin. Guru juga seorang pemimpin di kelas. Oleh karena itu, guru harus bisa menguasai, mengendalikan dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Seorang guru dapat dikatakan berhasil apabila dapat mengendalikan kelas yang dipegangnya.
- Fasilitator. Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi anak didik untuk menemukan mengembangkan bakatnya secara pesat. Banyak cara yang dilakukan guru untuk mengembangkan bakat anak didiknya. Salah satu nya adalah melalui kegiatan ekstrakulikuler sekolah.
- Motivator. Sebagai motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat anak didik dan memotivasi mereka agar tetap bersemangat dalam belajar walaupun banyaknya rintangan yang menghadang.
- Evaluator. Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang harus dibenahi dan disempurnakan. Disinilah diperlukan jiwa besar guru dalam menerima masukan dan kritikan dari anak didiknya.
D. Langkah Menjadi Guru Ideal
![]() |
Menjadi guru ideal adalah harapan semua guru di negeri ini. Untuk menjadi guru ideal tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal-hal yang harus mereka lakukan seperti:
- Menguasai materi pelajaran secara mendalam. Dengan menguasai materi, kepercayaan akan terbangun dengan baik, tidak ada was-was terhadap pertanyaan yang akan dilontarkan oleh anak didiknya. Dalam konteks ini guru sudah seharusnya mengajar sesuai dengan keahlian dibidangnya masing-masing, seperti kata pepatah “the right man of the right place” yang artinya: guru yang ideal adalah guru yang mengajar maateri sesuai dengan bidangnya.
- Mempunyai wawasan luas. Ilmu pengetahuan akan selalu berkembang. Seperti yang dilakukan Syaiful Bakhri, ia selalu mengembangkan materi dengan isu-isu kontemporer yang dekat dengan kehidupan sehari-hari untuk memudahkan siswa menyerap pelajaran.
- Komunikatif. Guru yang suka menyapa dan memperhatikan kondisi anak didik tentu akan lebih diterima baik oleh anak didik dari pada guru yang hanya datang dan memberikan materi saja. Komunikasi sangat penting sebagai pendekatan psikologi terhadap anak didik.
- Menggabungkan teori dan praktik. Dengan praktik, ilmu akan berkembang pesat. Dengan demikian, anak didik akan terlatih untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari.
- Mempunyai variasi pendekatan dengan anak didik. Dengan banyaknya metode pendekatan yang bervariatif, akan membuat anak didik tidak jenuh dengan pelajaran yang diterimanya. Salah satu metodenya adalah dengan metode ceramah, dialog interaktif, dan grup diskusi.
- Tidak terlalu menekan dan memaksa. Terlalu memaksakan siswa untuk belajar lebih sangatlah tidak baik. Hal tersebut akan membuat anak didik merasa terbebani. Akan tetapi, mengajarlah seperti air yang mengalir pelan yang mampu menerobos hal-hal yang sulit dan merobohkan sesuatu yang besar.
- Humoris tapi serius. Di tengah kepenatan dan keletihan fisik, humor sangat diperlukan untuk menyegarkan pikiran. Awali proses belajar mengajar dengan menceritakan hal-hal yang lucu dan unik agar tidak jenuh. Setelah anak didik merasa fresh dan siap menerima materi, barulah guru memulai kegiatan belajar mengajarnya.
E. Penutup
Istilah guru bisa diartikan digugu lan ditiru (dipercaya dan diteladani). Artinya sosok guru sangat dipercaya oleh siswa dan segala perilakunya ditiru oleh siswanya. Menjadi guru yang ideal dan inovatif adalah harapan semua guru di negeri ini.
Guru yang mampu membimbing dan mendorong anak didiknya sehingga mampu mencapai taraf nasional dan internasional. Namun tidak semua guru dapat melakukan itu. Ada banyak kendala yang dihadapi mulai dari biaya, usia dan kesibukan.
Namun bagi guru-guru muda khususnya, tidak ada alasan yang membuat mereka mundur, melihat dan menuju ke belakang. Sebab masa depan, tantangan dan peluang sudah di depan mata. Kalau tidak berani menghadapi tantangan dan mengambil peluang maka orang lain yang akan mengambilnya.
Hidup adalah kompetisi. Jadi, barangsiapa yang tidak berani berkompetisi maka akan tersisih di era teknologi modern seperti ini.
Caritahu aspek kegiatan yang dapat menunjang perkembangan anak...
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.
Lusita, A. 2012. Jurus Sukses Menjadi Guru Kreatif,
Inspiratif dan inovatif. Yogyakarta: Araska.
Sutadiputra,Banaldi. 1985. Aneka
Problem Keguruan. Bandung: Angkasa.
Syukur, Freddy Faldi. 2011. Menjadi Guru
Dahsyat Guru yang Memikat. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Jamal Ma’mur
Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif (Jogjakarta: DIVA
Press, 2010), hlm.5.
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif
dan Inovatif (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm.17.
Jamal Ma’mur Asmani, Tips
Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif (Jogjakarta: DIVA Press, 2010),
hlm. 115.
Freddy Faldi Syukur, Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang Memikat (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2011), hlm. 44.
Sumber : http://www.kompasiana.com/ikorizkiamaliyah/menjadi-guru-ideal_55547d56b67e616714ba54f5
h: Iko Rizki Amaliyah
A.Pendahuluan
Lembaga pendidikan adalah salah satu harapan besar negeri ini agar bisa
bangkit dari keterpurukan dan mengejar ketertinggalannya selama ini.
Untuk itu, diperlukan kader-kader muda masa depan yang kaya akan ilmu
pengetahuan guna mencerdaskan bangsa ini dan mampu mengeluarkan bangsa
ini dari kegelapan. Kader-kader masa depan itu harus dipersiapkan,
direncanakan dan diupayakan dengan maksimal.
Dalam hal ini, guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen
lainnya kesuksesan yang direncanakan. Tanpa keterlibatan aktif seorang
guru, pendidikan akan kosong dari apa yang namanya materi. Secanggih
apapun sebuah kurikulum dan visi misi suatu lembaga pendidikan, selama
gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas pendidikan akan merosot tajam.
Begitu juga sebaliknya, selemah apapun sebuah kurikulum dan visi misi,
jika gurunya inovatif dan produktif, maka kualitas pendidikan akan maju
pesat.
Disinilah letak strategis seorang guru dalam dunia pendidikan. Karena
itu, tidak ada pilihan lain, guru-guru yang ada harus memposisikan
dirinya sebagai guru ideal dan inovatif, yakni guru-guru yang mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, mempunyai intelektual yang
tinggi, serta kreatif melakukan terobosan dan pembaharuan yang
konsisten.
Di dalam makalah ini akan dibahas mengenai sosok guru ideal, fungsi
seorang guru serta langkah-langkah menjadi guru ideal. Dengan dibuatnya
makalah ini, penulis berharap pembaca dapat mengetahui sosok seorang
guru ideal, fungsi apa saja yang dimiliki seorang guru serta langkah apa
saja yang dapat dilakukan guna menjadi guru ideal. Selain itu, penulis
berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pembaca
mengenai guru ideal yang sesungguhnya.
B.Sosok guru ideal
Pembahasan mengenai guru selalu menarik perhatian karena ia adalah kunci
pendidikan. Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar anak
didiknya akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator bagi
anak didiknya dalam mengukir masa depan.Dengan kata lain, peranan guru
sangatlah vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita dan visi misi
yang menjadi impian anak didiknya di masa mendatang. Di balik kesuksesan
seorang murid, tentulah ada sosok seorang guru yang ideal, seorang guru
yang mampu memberikan inspirasi dan motivasi.
Dalam konteks ini, munculnya guru-guru yang berkualitas menjadi
kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar lagi. Lalu siapa yang pantas
disebut sebagai guru yang berkualitas ini? Guru yang berkualitas adalah
guru yang ideal dan inovatif. Guru yang senantiasa melakukan pembaharuan
dalam mengajar anak didiknya guna mencapai tujuan yang maksimal. Guru
ideal adalah guru yang mempunyai kompetensi tinggi, bermoral baik
sehingga dapat menjadi teladan bagi anak didiknya, dapat membagi waktu
dengan efisien, memahami kondisi anak didik serta kreatif dan inovatif
melakukan pembaharuan dalam kegiatan belajar mengajarnya. Selain itu,
guru yang ideal senantiasa bertanya pada dirinya sendiri apakah dia
sudah menjadi guru yang baik? Apakah dia sudah mendidik dengan benar?
Apakah anak didiknya mengerti dengan pelajaran yang disampaikan? Dan
masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang terlintas didalam benaknya.
C.Fungsi guru
Segala sesuatu yang diciptakan dibumi ini tidak ada yang tidak memiliki
fungsi. Dan fungsi seorang guru adalah sebagai:
1.Pendidik.
Tugas utama seorang guru adalah mendidik anak didiknya sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Dalam mendidik diperlukan
kesabaran yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
2.Pemimpin.
Guru juga seorang pemimpin di kelas. Oleh karena itu, guru harus bisa
menguasai, mengendalikan dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan
pembelajaran yang berkualitas. Seorang guru dapat dikatakan berhasil
apabila dapat mengendalikan kelas yang dipegangnya.
3.Fasilitator.
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi anak didik untuk
menemukan mengembangkan bakatnya secara pesat. Banyak cara yang
dilakukan guru untuk mengembangkan bakat anak didiknya. Salah satu nya
adalah melalui kegiatan ekstrakulikuler sekolah.
4.Motivator.
Sebagai motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat anak
didik dan memotivasi mereka agar tetap bersemangat dalam belajar
walaupun banyaknya rintangan yang menghadang.
5.Evaluator.
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang harus
dibenahi dan disempurnakan. Disinilah diperlukan jiwa besar guru dalam
menerima masukan dan kritikan dari anak didiknya.
D.Langkah menjadi guru ideal
Menjadi guru ideal adalah harapan semua guru di negeri ini. Untuk
menjadi guru ideal tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak
hal-hal yang harus mereka lakukan seperti:
1.Menguasai materi pelajaran secara mendalam.
Dengan menguasai materi, kepercayaan akan terbangun dengan baik, tidak
ada was-was terhadap pertanyaan yang akan dilontarkan oleh anak
didiknya. Dalam konteks ini guru sudah seharusnya mengajar sesuai dengan
keahlian dibidangnya masing-masing, seperti kata pepatah “the right man
of the right place” yang artinya: guru yang ideal adalah guru yang
mengajar maateri sesuai dengan bidangnya.
2.Mempunyai wawasan luas.
Ilmu pengetahuan akan selalu berkembang. Seperti yang dilakukan Syaiful
Bakhri, ia selalu mengembangkan materi dengan isu-isu kontemporer yang
dekat dengan kehidupan sehari-hari untuk memudahkan siswa menyerap
pelajaran.
3.Komunikatif.
Guru yang suka menyapa dan memperhatikan kondisi anak didik tentu akan
lebih diterima baik oleh anak didik dari pada guru yang hanya datang dan
memberikan materi saja. Komunikasi sangat penting sebagai pendekatan
psikologi terhadap anak didik.
4.Menggabungkan teori dan praktik.
Dengan praktik, ilmu akan berkembang pesat. Dengan demikian, anak didik
akan terlatih untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari.
5.Mempunyai variasi pendekatan dengan anak didik.
Dengan banyaknya metode pendekatan yang bervariatif, akan membuat anak
didik tidak jenuh dengan pelajaran yang diterimanya. Salah satu
metodenya adalah dengan metode ceramah, dialog interaktif, dan grup
diskusi.
6.Tidak terlalu menekan dan memaksa.
Terlalu memaksakan siswa untuk belajar lebih sangatlah tidak baik. Hal
tersebut akan membuat anak didik merasa terbebani. Akan tetapi,
mengajarlah seperti air yang mengalir pelan yang mampu menerobos hal-hal
yang sulit dan merobohkan sesuatu yang besar.
7.Humoris tapi serius.
Di tengah kepenatan dan keletihan fisik, humor sangat diperlukan untuk
menyegarkan pikiran. Awali proses belajar mengajar dengan menceritakan
hal-hal yang lucu dan unik agar tidak jenuh. Setelah anak didik merasa
fresh dan siap menerima materi, barulah guru memulai kegiatan belajar
mengajarnya.
E.Penutup
Istilah guru bisa diartikan digugu lan ditiru (dipercaya dan
diteladani). Artinya sosok guru sangat dipercaya oleh siswa dan segala
perilakunya ditiru oleh siswanya. Menjadi guru yang ideal dan inovatif
adalah harapan semua guru di negeri ini. Guru yang mampu membimbing dan
mendorong anak didiknya sehingga mampu mencapai taraf nasional dan
internasional. Namun tidak semua guru dapat melakukan itu. Ada banyak
kendala yang dihadapi mulai dari biaya, usia dan kesibukan. Namun bagi
guru-guru muda khususnya, tidak ada alasan yang membuat mereka mundur,
melihat dan menuju ke belakang. Sebab masa depan, tantangan dan peluang
sudah di depan mata. Kalau tidak berani menghadapi tantangan dan
mengambil peluang maka orang lain yang akan mengambilnya. Hidup adalah
kompetisi. Jadi, barangsiapa yang tidak berani berkompetisi maka akan
tersisih di era teknologi modern seperti ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan
Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.
Lusita, A. 2012. Jurus Sukses Menjadi Guru Kreatif, Inspiratif dan
inovatif. Yogyakarta: Araska.
Sutadiputra,Banaldi. 1985. Aneka Problem Keguruan. Bandung: Angkasa.
Syukur, Freddy Faldi. 2011. Menjadi Guru Dahsyat Guru yang Memikat.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif
(Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm.5.
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif
(Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm.17.
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif
(Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm. 115.
Freddy Faldi Syukur, Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang Memikat (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2011), hlm. 44.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ikorizkiamaliyah/menjadi-guru-ideal_55547d56b67e616714ba54f5
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ikorizkiamaliyah/menjadi-guru-ideal_55547d56b67e616714ba54f5
MENJADI GURU IDEAL
Oleh: Iko
Rizki Amaliyah
A. Pendahuluan Lembaga pendidikan
adalah salah satu harapan besar negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan
dan mengejar ketertinggalannya selama ini. Untuk itu, diperlukan kader-kader
muda masa depan yang kaya akan ilmu pengetahuan guna mencerdaskan bangsa ini
dan mampu mengeluarkan bangsa ini dari kegelapan. Kader-kader masa depan itu
harus dipersiapkan, direncanakan dan diupayakan dengan maksimal. Dalam hal ini,
guru adalah aktor utama di samping orang tua dan elemen lainnya kesuksesan yang
direncanakan. Tanpa keterlibatan aktif seorang guru, pendidikan akan kosong
dari apa yang namanya materi. Secanggih apapun sebuah kurikulum dan visi misi
suatu lembaga pendidikan, selama gurunya pasif dan stagnan, maka kualitas
pendidikan akan merosot tajam. Begitu juga sebaliknya, selemah apapun sebuah
kurikulum dan visi misi, jika gurunya inovatif dan produktif, maka kualitas
pendidikan akan maju pesat. Disinilah letak strategis seorang guru dalam dunia
pendidikan. Karena itu, tidak ada pilihan lain, guru-guru yang ada harus
memposisikan dirinya sebagai guru ideal dan inovatif, yakni guru-guru yang
mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, mempunyai intelektual yang
tinggi, serta kreatif melakukan terobosan dan pembaharuan yang konsisten. Di
dalam makalah ini akan dibahas mengenai sosok guru ideal, fungsi seorang guru
serta langkah-langkah menjadi guru ideal. Dengan dibuatnya makalah ini, penulis
berharap pembaca dapat mengetahui sosok seorang guru ideal, fungsi apa saja
yang dimiliki seorang guru serta langkah apa saja yang dapat dilakukan guna
menjadi guru ideal. Selain itu, penulis berharap dengan adanya makalah ini
dapat menambah wawasan pembaca mengenai guru ideal yang sesungguhnya. B.Sosok
guru ideal Pembahasan mengenai guru selalu menarik perhatian karena ia adalah
kunci pendidikan. Artinya, jika guru sukses, maka kemungkinan besar anak
didiknya akan sukses. Guru adalah figur inspirator dan motivator bagi anak
didiknya dalam mengukir masa depan.Dengan kata lain, peranan guru sangatlah
vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita dan visi misi yang menjadi impian
anak didiknya di masa mendatang. Di balik kesuksesan seorang murid, tentulah
ada sosok seorang guru yang ideal, seorang guru yang mampu memberikan inspirasi
dan motivasi. Dalam konteks ini, munculnya guru-guru yang berkualitas menjadi
kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar lagi. Lalu siapa yang pantas disebut
sebagai guru yang berkualitas ini? Guru yang berkualitas adalah guru yang ideal
dan inovatif. Guru yang senantiasa melakukan pembaharuan dalam mengajar anak
didiknya guna mencapai tujuan yang maksimal. Guru ideal adalah guru yang
mempunyai kompetensi tinggi, bermoral baik sehingga dapat menjadi teladan bagi
anak didiknya, dapat membagi waktu dengan efisien, memahami kondisi anak didik
serta kreatif dan inovatif melakukan pembaharuan dalam kegiatan belajar
mengajarnya. Selain itu, guru yang ideal senantiasa bertanya pada dirinya
sendiri apakah dia sudah menjadi guru yang baik? Apakah dia sudah mendidik dengan
benar? Apakah anak didiknya mengerti dengan pelajaran yang disampaikan? Dan
masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang terlintas didalam benaknya.
C.Fungsi guru Segala sesuatu yang diciptakan dibumi ini tidak ada yang tidak
memiliki fungsi. Dan fungsi seorang guru adalah sebagai: 1.Pendidik. Tugas
utama seorang guru adalah mendidik anak didiknya sesuai dengan materi pelajaran
yang diberikan kepadanya. Dalam mendidik diperlukan kesabaran yang tinggi untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. 2.Pemimpin. Guru juga seorang pemimpin di
kelas. Oleh karena itu, guru harus bisa menguasai, mengendalikan dan
mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas.
Seorang guru dapat dikatakan berhasil apabila dapat mengendalikan kelas yang dipegangnya.
3.Fasilitator. Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi anak didik
untuk menemukan mengembangkan bakatnya secara pesat. Banyak cara yang dilakukan
guru untuk mengembangkan bakat anak didiknya. Salah satu nya adalah melalui
kegiatan ekstrakulikuler sekolah. 4.Motivator. Sebagai motivator, seorang guru
harus mampu membangkitkan semangat anak didik dan memotivasi mereka agar tetap
bersemangat dalam belajar walaupun banyaknya rintangan yang menghadang.
5.Evaluator. Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang
harus dibenahi dan disempurnakan. Disinilah diperlukan jiwa besar guru dalam
menerima masukan dan kritikan dari anak didiknya. D.Langkah menjadi guru ideal
Menjadi guru ideal adalah harapan semua guru di negeri ini. Untuk menjadi guru
ideal tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal-hal yang harus
mereka lakukan seperti: 1.Menguasai materi pelajaran secara mendalam. Dengan
menguasai materi, kepercayaan akan terbangun dengan baik, tidak ada was-was
terhadap pertanyaan yang akan dilontarkan oleh anak didiknya. Dalam konteks ini
guru sudah seharusnya mengajar sesuai dengan keahlian dibidangnya
masing-masing, seperti kata pepatah “the right man of the right place” yang
artinya: guru yang ideal adalah guru yang mengajar maateri sesuai dengan
bidangnya. 2.Mempunyai wawasan luas. Ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.
Seperti yang dilakukan Syaiful Bakhri, ia selalu mengembangkan materi dengan
isu-isu kontemporer yang dekat dengan kehidupan sehari-hari untuk memudahkan
siswa menyerap pelajaran. 3.Komunikatif. Guru yang suka menyapa dan
memperhatikan kondisi anak didik tentu akan lebih diterima baik oleh anak didik
dari pada guru yang hanya datang dan memberikan materi saja. Komunikasi sangat
penting sebagai pendekatan psikologi terhadap anak didik. 4.Menggabungkan teori
dan praktik. Dengan praktik, ilmu akan berkembang pesat. Dengan demikian, anak
didik akan terlatih untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari.
5.Mempunyai variasi pendekatan dengan anak didik. Dengan banyaknya metode
pendekatan yang bervariatif, akan membuat anak didik tidak jenuh dengan
pelajaran yang diterimanya. Salah satu metodenya adalah dengan metode ceramah,
dialog interaktif, dan grup diskusi. 6.Tidak terlalu menekan dan memaksa.
Terlalu memaksakan siswa untuk belajar lebih sangatlah tidak baik. Hal tersebut
akan membuat anak didik merasa terbebani. Akan tetapi, mengajarlah seperti air
yang mengalir pelan yang mampu menerobos hal-hal yang sulit dan merobohkan
sesuatu yang besar. 7.Humoris tapi serius. Di tengah kepenatan dan keletihan
fisik, humor sangat diperlukan untuk menyegarkan pikiran. Awali proses belajar
mengajar dengan menceritakan hal-hal yang lucu dan unik agar tidak jenuh.
Setelah anak didik merasa fresh dan siap menerima materi, barulah guru memulai
kegiatan belajar mengajarnya. E.Penutup Istilah guru bisa diartikan digugu lan
ditiru (dipercaya dan diteladani). Artinya sosok guru sangat dipercaya oleh
siswa dan segala perilakunya ditiru oleh siswanya. Menjadi guru yang ideal dan inovatif
adalah harapan semua guru di negeri ini. Guru yang mampu membimbing dan
mendorong anak didiknya sehingga mampu mencapai taraf nasional dan
internasional. Namun tidak semua guru dapat melakukan itu. Ada banyak kendala
yang dihadapi mulai dari biaya, usia dan kesibukan. Namun bagi guru-guru muda
khususnya, tidak ada alasan yang membuat mereka mundur, melihat dan menuju ke
belakang. Sebab masa depan, tantangan dan peluang sudah di depan mata. Kalau
tidak berani menghadapi tantangan dan mengambil peluang maka orang lain yang
akan mengambilnya. Hidup adalah kompetisi. Jadi, barangsiapa yang tidak berani
berkompetisi maka akan tersisih di era teknologi modern seperti ini. DAFTAR
PUSTAKA Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif.
Jogjakarta: DIVA Press. Lusita, A. 2012. Jurus Sukses Menjadi Guru Kreatif,
Inspiratif dan inovatif. Yogyakarta: Araska. Sutadiputra,Banaldi. 1985. Aneka
Problem Keguruan. Bandung: Angkasa. Syukur, Freddy Faldi. 2011. Menjadi Guru
Dahsyat Guru yang Memikat. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Jamal Ma’mur
Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif (Jogjakarta: DIVA
Press, 2010), hlm.5. Jamal Ma’mur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif
dan Inovatif (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm.17. Jamal Ma’mur Asmani, Tips
Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif (Jogjakarta: DIVA Press, 2010),
hlm. 115. Freddy Faldi Syukur, Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang Memikat (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2011), hlm. 44.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ikorizkiamaliyah/menjadi-guru-ideal_55547d56b67e616714ba54f5
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ikorizkiamaliyah/menjadi-guru-ideal_55547d56b67e616714ba54f5