Perkalian : Mengerti atau Menghapal?

Perkalian : Mengerti atau Menghapal?

Saya ingat saat pertama kali mengenal perkalian dalam hidup saya. Tidak ada yang istimewa dari entitas yang satu itu. Hanya sebuah hapalan dari banyak hapalan yang harus saya hapal karena tuntutan sekolah. Saya pikir apalah arti ketambahan satu lagi hapalan dalam hidup saya. Toh, gosipnya, hapalan yang satu ini sangat berguna dalam hidup dan kehidupan saya.

Baiklah. Sampai di sini apakah ada yang merasa janggal dengan paragraf di atas? Apakah ada yang aneh? Saya sangat berharap Anda mengatakan ADA YANG ANEH. Dan yang saya maksud dengan aneh itu, bukanlah gaya penulisan saya yang aneh. Bukan itu. Kita tidak sedang membahas saya.

Seberapa banyak perkalian yang mampu Anda HAPALKAN? Tolong jangan masukkan perkalian 1, apalagi perkalian 0 ke dalam jawaban Anda. Mari jadi orang-orang yang beradab... 👊


Jujur, saya adalah produk dari guru dan orang tua yang mengharuskan saya untuk menghapalkan perkalian. Dan saya baru sadar, maksudnya sekarang, karena dulu bisa mengahapal sampai perkalian 10 kali 10 itu artinya saya pintar. Tidak tahu maksudnya pintar betulan atau dikatakan pintar karena yang mengajarkan sudah tidak mampu lagi membuat saya menghapal lebih dari itu.

Eh, tapi beberapa perkalian angka kembar belasan dan puluhan juga sukses saya hapalkan. Tidak banyak sih, tapi cukup untuk persiapan berjaga-jaga bila angka itu keluar di soal ujian. Lumayan, tidak perlu berhitung lagi kan.

Kembali pada saat ini. Iseng-iseng saya berkelana ke mesin pencari di internet. Saya tuliskan "mengajarkan perkalian pada anak". Sekali lagi motif saya iseng.

Dan, jreeeeeng! Keluarlah hasil seperti di gambar. Saya abadikan gambarnya lalu saya jadikan gambar di tulisan kali ini. Semoga hasilnya cukup jelas untuk bisa dibaca.


Dari 10 hasil pencarian teratas, separuhnya alias lima artikel berisi kata MENGHAPAL untuk kata cari "mengajarkan perkalian pada anak". Jujur saya tidak menyangka. Jauh sekali dari yang saya bayangkan akan dapatkan. Menghapal perkalian. Saya pikir metode ini sudah ditinggalkan atau minimal menua dan hilang dengan sendirinya. Ternyata justru makin perkasa. Minimal di mesin pencarian internet.

Apakah karena bisa ditabelkan, maka perkalian dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang harus dihapal? Padahal perkalian adalah bagian dari matematika yang domainnya bermain di ranah logika pemahaman rumus. Ya rumusnya memang harus dimengerti baru dihapal, tapi bukan perkaliannya yang harus dihapal. Ini pendapat saya lho.

Bedanya apa?

Kalau kita mengahapal perkaliannya, ya kembali lagi ke pertanyaan : seberapa banyak perkalian yang mampu kita hapalkan?

Tapi kalau kita memahami rumusnya, lalu menghapalnya, angka berapapun tanpa perlu kita hapalkan, akan mampu kita kalikan. Inilah yang namanya pemahaman logika. Paham proses.

Sebagian besar dari kita akan sulit menghapal perkalian puluhan, apalagi ratusan. Tapi sebagian besar dari kita akan sanggup memecahkan perkalian puluhan hingga jutaan bila kita paham rumusnya. Mengapa? Ya, itu, karena perkalian bukan entitas hapalan, melainkan entitas logika atau pemahaman. Sama saja dengan memainkan musik hanya dengan hapalan notnya saja tanpa alat musiknya. Jadi janggal.


Ada yang harus dihapal dan ada yang harus dipahami. Itu sudah kodratnya. Tapi apakah kita sudah mampu membedakan sebelum kita mengajarkan hal-hal tersebut kepada anak-anak kita?

Berhati-hatilah mengajarkan. Karena salah dalam metode penyampaian, bisa-bisa berakibat buruk pada anak.

Tugas kitalah, orang-orang dewasa, utamanya yang ahli di bidang matematika, mampu membuat pendekatan yang mampu dicerna oleh anak-anak. Mampu membuat matematika menjadi entitas yang menyenangkan untuk anak-anak.

Bila sudah mampu, bahkan perkalian dan pembagian bukan hal yang sulit diterima oleh anak-anak usia dini. Contohnya di biMbel quBaca.

Jadi, didiklah diri kita sendiri dulu, sebelum kita mendidik anak-anak kita. Jangan jadikan mereka sebagai bahan percobaan. Jadikan mereka sebagai misi terpenting yang mengharuskan agar kita selalu memperbaiki diri.

5 Artikel Terpopuler