Di biMbel quBaca, kami memiliki kurikulum yang mampu membuat anak tidak hanya bisa baca dan tulis serta sekedar penjumlahan dan pengurangan, namun juga sampai kepada perkalian dan pembagian.
Kurikulum yang kami maksud, bukan hanya sekedar kurikulum materi ajar saja, namun juga mencakup kemampuan para pengajar agar mampu membuat anak menguasai perkalian dan pembagian sesuai dengan kaidah bermain sambil belajar.
Gambar di atas adalah lembar modul perkalian puluhan kali puluhan.
Mungkin pada saat ini, hanya biMbel quBaca yang mempunyai kurikulum perkalian untuk anak usia dini.
Dan kurikulum yang diajarkan, bukanlah trik atau cara mudah, melainkan pengenalan dasar-dasar matematika perkalian.
Dimasukkan pada Februari 2014, sampai tulisan ini diterbitkan sudah banyak sekali anak-anak usia dini di biMbel qubaca yang sudah mampu menguasai perkalian.
Mungkin pada saat ini, hanya biMbel quBaca yang mempunyai kurikulum perkalian untuk anak usia dini.
Dan kurikulum yang diajarkan, bukanlah trik atau cara mudah, melainkan pengenalan dasar-dasar matematika perkalian.
Dimasukkan pada Februari 2014, sampai tulisan ini diterbitkan sudah banyak sekali anak-anak usia dini di biMbel qubaca yang sudah mampu menguasai perkalian.
Sedangkan gambar di atas adalah modul pembagian. Mohon perhatikan setiap soalnya. Semua soal di lembar tersebut hasil pembagiannya adalah bilangan di atas 10.
Jadi salah besar kalau perkalian dan pembagian adalah dianggap sebagai ilmu hapalan.
Karena kalau kami mengandalkan hapalan sebagai menu untuk menguasai perkalian dan pembagian, tidak akan mungkin anak mampu menghapal sebegitu banyak soal.
Kami lebih meyakini, bahwa matematika itu adalah sebuah seni yang memerlukan sebuah pendekatan yang menyenangkan.
Karena itu kami membuat kurikulum kami menjadi sangat ramah dan sangat menyenangkan. Bahkan para pengajar kami yang awalnya tidak menyukai perkalian dan pembagian, hanya dalam waktu kurang dari dua jam, menjadi sangat menyukai perkalian dan pembagian.
Jangan heran pada saatnya anak belajar perkalian dan pembagian di Sekolah Dasar, justru mereka merasa kesulitan.
Hal ini dapat terjadi karena banyak hal. Salah satu yang sering disebutkan adalah kemampuan pengajar yang buruk dalam menyampaikan materi. Karena pengajar adalah jembatan antara anak dan ilmu.
Bila jembatannya buruk, maka dapat dipastikan anak akan merasa tidak nyaman dan bahkan bisa membenci, bukan hanya pada pengajarnya, namun juga kepada pelajarannya.